Hakikat Matematika:
Untuk menjawab pertanyaan “Apakah matematika
itu ?” tidak dapat dengan mudah dijawab. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum
ada kepastian mengenai pengertian matematika karena pengetahuan dan pandangan
masing-masing dari para
ahli yang berbeda-beda.
Ada yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang bilangan dan ruang, matematika merupakan bahasa simbol, matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah ilmu
yang abstrak dan deduktif, matematika adalah metode berpikir logis, matematika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, matematika adalah ratunya ilmu dan juga
menjadi pelayan ilmu yang lain.
Kata matematika berasal dari
perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan
Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal
katanya mathema yang
berarti pengetahuan atau
ilmu (knowledge,
science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata
lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan
asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio(penalaran), bukan menekankan dari
hasil eksperimen atau hasil observasi matematika
terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses,
dan penalaran (Russeffendi ET, 1980
:148).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah
secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai
terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat
dimanipulasi secara tepat,
maka digunakan bahasa
matematika atua notasi
matematika yang bernilai
global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena
itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain :
1.
Russefendi (1988 : 23)
Matematika
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma,
dan dalil-dalil di
mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika
sering disebut ilmu deduktif.
2.
James dan James (1976).
Matematika
adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu
aljabar, analisis dan
geometri. Tetapi ada
pendapat yang mengatakan
bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika,
aljabar, geometris dan analisis dengan
aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
3.
Johnson dan
Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika
adalah pola berpikir,
pola mengorganisasikan,pembuktian yang
logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat , jelas dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika
adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi,
sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori
yang telah dibuktikan kebenarannya adalah
ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya.
4.
Reys - dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu
jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5.
Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Matematika dikenal sebagai ilmu
deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan
alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode
pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan
cara induktif. Pada ilmu pengetahuan
alam adalah metode induktif dan eksperimen.
Walaupun
dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai
dengan cara induktif, tetapi seterusnya
generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan
dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari
sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif.
Contoh dalam ilmu fisika, bila seorang melakukan percobaan
(eksperimen) sebatang logam dipanaskan maka memuai dan
dilanjutkan dengan logam-logam yang lainnya, dipanaskan ternyata memuai
juga, maka ia dapat membuat kesimpulan (generalisasi)
bahwa setiap logam yang dipanaskan itu dapat memuai.
Generalisasi yang dibuat secara induktif tersebut dalam ilmu fisika
dapat dibenarkan contoh dalam ilmu fisika di atas , pada matematika
contoh-contoh seperti itu baru dianggap sebagai generalisasi jika
kebenarannya dapat dibuktikan secara deduktif.
Pada pembelajaran matematika di
SD pembuktian dengan
cara deduktif masih
sulit dilaksanakan. Karena itu siswa SD hanya melakukan eksperimen
(metode induktif). Percobaan-percobaan inipun masih menggunakan benda-benda konkrit (nyata). Untuk
pembuktian deduktif masih sulit dilaksanakan
karena pembuktian deduktif
lebih abstrak dan
menuntut siswa mempunyai pengetahuan-pengetahuan siswa
yang sebelumnya.
Matematika merupakan ilmu terstruktur yang
terorganisasikan. Hal ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan,
kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma / postulat dan akhirnya pada
teorema. Konsep-konsep amtematika
tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistimatis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk
mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat,
harus benar-benar dikuasai
agar dapat memahami
topik atau konsep selanjutnya.
Dalam
pembelajaran matematika guru
seharusnya menyiapkan kondisi
siswanya agar mampu menguasai
konsep-konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Contoh seorang siswa
yang akan mempelajari sebuah volume kerucut haruslah mempelajari mulai dari lingkaran, luas lingkaran, bangun ruang dan akhirnya
volume kerucut. Untuk dapat mempelajari topik volume balok, maka siswa
harus mempelajari rusuk / garis, titik sudut, sudut, bidang datar persegi dan persegi
panjang, luas persegi dan persegi panjang, dan akhirnya volume balok. Struktur matematika adalah
sebagai berikut :
a.
Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan
dll. Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat mendefinisikannya.
b.
Unsur-unsur yang didefinisikan
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan maka terbentuk
unsur-unsur yang didefinisikan. Misal :
sudut, persegi panjang, segitiga, balok, lengkungan tertutup sederhana, bilangan ganjil,
pecahan desimal, FPB dan KPK dll.
c. Aksioma dan postulat
Dari
unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma atau
postulat.
Misal : ~ Melalui 2 titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis. ~ Semua sudut siku-siku satu
dengan lainnya sama besar. ~
Melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis yang tegak lurus ke
sebuah garis yang lain. ~
Sebuah segitiga tumpul hanya mempunyai sebuah sudut yang lebih besar dari 900. Aksioma tidak perlu dibuktikan kebenarannya tetapi dapat diterima
kebenarannya berdasarkan pemikiran
yang logis.
d. Dalil
atau Teorema
Dari unsur-unsur yangtidak didefinisikan dan aksioma maka
disusun teorema-teorema atau dalil-dalil
yang kebenarannya harus dibuktikan dengan cara deduktif. Misal : ~ Jumlah 2 bilangan ganjil adalah
genap ~ Jumlah ketiga sudut pada sebuah segitiga sama dengan 1800 ~ Jumlah kuadrat sisi siku-siku pada sebuah
segitiga siku-siku sama dengan Kuadrat
sisi miringnya.
Matematika
disebut sebagai ilmu tentang pola karena
pada matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan
konsep-konsep tertentu atau model
yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi.
Misal : Jumlah a bilangan genap selamanya sama dengan a2.
Contoh : a = 1
maka jumlahnya = 1
= 12. Selanjutnya 1 dan 3 adalah bilangan-bilangan ganjil jumlahnya adalah 4 =
22. Berikutnya 1, 3, 5, dan 7, maka jumlahnya adalah 16 = 42 dan seterusnya. Dari contoh-contoh tersebut, maka dapat dibuat generalisasi yang berupa
pola yaitu jumlah a bilangan
ganjil yang berurutan sama dengan a2.
Matematika disebut ilmu tentang hubungan karena konsep matematika satu dengan lainnya saling
berhubungan. Misalnya : Antara persegi panjang dengan balok, antara persegi
dengan kubus, antara kerucut dengan
lingkaran, antara 5 x 6 = 30 dengan 30 : 5 = 6. Antara 102 = 100
dengan 100 = 10. Demikian
juga cabang matematika satu dengan lainnya saling berhubungan seperti
aritmatika, aljabar, geometri dan
statistika, dan analisis.
Matematika yang terdiri dari simbol-simbol yang sangat padat arti dan bersifat
internasional. Padat arti berarti simbol-simbol matematika ditulis dengan cara
singkat tetapi mempunyai arti
yang luas. Misal : 9 = 3 , 3 + 5 = 8, 3 ! = 1 x 2 x 3. log 100 = 2
yang luas. Misal : 9 = 3 , 3 + 5 = 8, 3 ! = 1 x 2 x 3. log 100 = 2
Matematika sebagai ratu ilmu artinya matematika sebagai alat dan pelayan ilmu yang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar