Yang dimaksud alat bantu pendidikan
adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran.
Alat peraga ini disusun berdasarkan
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima
atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain,
alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Seseorang atau masyarakat didalam proses
pendidikan dapat memperoleh pengalaman / pengetahuan melalui berbagai
macam alat bantu pendidikan. Tetapi masing-masing alat mempunyai
intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang. Elgar
Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam dan sekaligus
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam suatu
kerucut.
Dari kerucut tersebut dapat dilihat
bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas
adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda
asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan
pendidikan / pengajaran. Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan
kata-kata sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Jelas
bahwa penggunaan alat peraga adalah salah satu prinsip proses
pendidikan.
Dalam rangka pendidikan kesehatan,
masyarakat sebagai konsumer juga dapat dilibatkan dalam pembuatan alat
peraga (alat bantu pendidikan). Untuk ini petugas kesehatan berperan
untuk membimbing dan membina, bukan hanya dalam hal kesehatan mereka
sendiri tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi
kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain.
Alat peraga akan membantu dalam
melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan
lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut
dengan dengan jelas dan tetap pula. Dengan alat peraga, orang dapat
lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit sehingga mereka
dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan.
Manfaat Alat Peraga
Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
f. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang lain.
g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan / informasi oleh para pendidik /
pelaku pendidikan.
h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan
diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera.
Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari
pengetahuan manusia diperoleh / disalurkan melalui mata. Sedangkan 13%
sampai 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan
informasi atau bahan pendidikan.
i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian lebih mendalami dan
akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik. Orang yang melihat sesuatu
yang memang diperlukan akan menimbulkan perhatiaannya. Dan apa yang
dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian baru baginya yang
merupakan pendorong untuk melakukan / memakai sesuatu yang baru tersebut.
j. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima sesuatu
yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa.
Untuk mengatasi hal tersebut, AVA akan membantu menegakkan pengetahuan-
pengetahuan yang telah diterima oleh manusia sehingga apa yang diterima akan
lebih lama tinggal / disimpan didalam ingatan.
Macam-Macam Alat Peraga
Pada garis besarnya, hanya ada 2 macam alat bantu pendidikan (alat peraga) :
1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids)
Alat ini berguna didalam membantu
menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses
pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan :
- 2 dimensi, gambar, peta, bagan, dan sebagainya.
- 3 dimensi misal bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2. Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Ialah alat yang dapat membantu
menstimulasi indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan
pendidikan / pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara,
dan sebagainya.
3. Alat Bantu Lihat-Dengar
Seperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).
Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam menurut pembuatannya dan penggunaannya.
a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan
setempat yang mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kaleng bekas, kertas
koran, dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga yang sederhana yang dapat
dipergunakan di berbagai tempat, misalnya :
- Di rumah tangga seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang
nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya.
- Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart, poster,
leaflet, buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dan sebagainya.
- Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, fanel graph, boneka
wayang, dan sebagainya.
Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain :
a. Mudah dibuat
b. Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal
c. Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat.
d. Ditulis (digambar) dengan sederhana.
e. Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
f. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.
Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut.
a. Individu atau kelompok
b. Kategori-kategori sasaran seperti kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya.
c. Bahasa yang mereka gunakan
d. Adat-istiadat serta kebiasaan
e. Minat dan perhatian
f. Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.
Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga
Biasanya kita menggunakan alat peraga
sebagai pengganti objek-objek yang nyata sehingga dapat memberikan
pengalaman yang tidak langsung bagi sasaran. Didalam menggunakan alat
peraga untuk memperjelas pesan-pesan yang disampaikan kepada
masyarakat, benda-benda yang sebenarnya mempermudah masyarakat untuk
mengerti dan memahaminya, karena alat peraga seperti ini merupakan
benda-benda yang mereka jumpai sehari-hari.
Oleh karena itu sebelum mempergunakan
alat peraga lain sebagai pengganti benda-benda asli, perlu ditelaah
terlebih dahulu apakah penggunaan benda-benda asli memungkinkan atau
tidak. Sebaliknya kalau tidak ada benda-benda asli maka dibuatlah alat
peraga dari benda-benda pengganti.
Sebelum membuat alat peraga kita harus
merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan.
Untuk itu perlu diperhatikan tujuan penggunaan alat peraga
- Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran / pendidikan
- Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah
- Untuk mengingatkan sesuatu pesan / informasi
- Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
Persiapan Penggunaan Alat Peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna
sebagai alat bantu belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat
berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan
keterampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat
sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
Misalnya satu set flip chart tentang
makanan sehat untuk bayi / anak-anak harus diperlihatkan satu-persatu
secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya.
Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar
terjadi komunikasi 2 arah. Apabila kita tidak komunikasi 2 arah.
Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan
lembaran-lembaran flip chart 1 demi 1 tanpa menerangkan atau
membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.
Sebelum penggunaan alat peraga sebaiknya
petugas mencoba terlebih dahulu alat-alat tersebut, yang masih dalam
bentuk kasar sebelum diproduksi seluruhnya. Gunanya tes percobaan ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat
dimengerti oleh sasaran pendidikan.
Contoh : Sebuah poster yang akan
dipergunakan menunjang program keluarga berencana dibuat desain /
rancangan beberapa buah. Lalu ini dicobakan pada sekelompok kecil
sasaran yang dianggap mempunyai ciri-ciri yang sama dengan sasaran pada
umumnya, kepada siapa poster itu nantinya ditunjukkan. Salah satu
desain yang paling mudah dipahami, terutama yang dapat dikenal
pesan-pesannya dengan baik itulah yang akan diproduksi dan diperbanyak.
Cara melakukan percobaan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan
diproduksi.
b. Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut.
c. Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan
ciri-ciri sasaran.
d. Memperlihatkan alat peraga / media tersebut kepada sasaran tercoba.
e. Menanyakan kepada sasaran tercoba :
- Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-
kata dan gambar-gambar didalam media tersebut.
- Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.
- Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba.
- Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut.
f. Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau
dengan para ahli.
Cara Mempergunakan Alat Peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat
tergantung pada alatnya. Menggunakan gambar sudah barang tentu lain
dengan menggunakan film strip dan sebagainya.
Disamping itu juga dipertimbangkan
faktor sasaran pendidikannya. Untuk masyarakat yang buta huruf akan
lain dengan masyarakat yang telah berpendidikan. Dan yang lebih penting
lagi alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat para
pesertanya.
Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Senyum adalah lebih baik untuk mencari simpati.
b. Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan / diragakan itu adalah
penting.
c. Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan
kontrol dari pihak pendidik.
d. Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosan dan tidak
mengantuk.
e. Ikut sertakan para peserta / pendengar, berikan kesempatan untuk memegang
dan atau mencoba alat-alat tersebut.
f. Bila perlu, berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar