Mimi
Rasinah adalah seorang Penari Topeng Indramayu yang melegenda dan sosok
profesional sejati dalam bidangnya. Namanya pun sudah dimasukkan dalam kategori
maestro. Perempuan yang kini hanya tinggal kenangan itu telah memperlihatkan
dedikasi yang begitu tinggi terhadap kesenian tradisional. Ia bukan hanya
menari dengan topeng-topeng yang selalu berganti di wajahnya. Tapi, ia juga
menyebarkan inspirasi bagi orang lain untuk mencintai Tari Topeng Indramayu.
Rasinah
lahir di Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat. Kedua orangtuanya juga
seniman. Karena itu, darah seni pun menucur deras di dalam nadinya. Sejak kecil
ia telah diajari menari topeng, sebuah seni yang penuh dengan nuansa “mistis”.
Sebagian
masa hidupnya diisi dengan menari Topeng. Rasinah muda melalui hdupnya dari
panggung ke panggung hajatan. ia cerminan “anak panggung” yang sepanjang
hidupnya lebih diberikan untuk panggung dan penonton. Beliau hampir sama sekali
tidak mengenal hal lain di luar dunianya.
Bangku Sekolah atau hura-hura yang melekat dengan gaya hidup remaja sebayanya
hanyalah sebuah harapan atau mungkin impian.
Perubahan zaman menjadikan faktor terpuruknya
kesenian-kesenian tradisional yang nota bene masih berpijak pada ‘pakem’ atau
tata aturan yang baku, pergeseran selera masyarakat yang tidak dapat dibendung
dan dipersalahkan, dari kesenian tradisional ke kesenian yang lebih ‘kini’
membuat Rasinah dan juga seniman-seniman
tradisional pada umumnya terkena imbas besar dan dampak yang besar. Dan yang
lebih menyakitkan hati seniman lokal tradisional adalah dengan perhatian yang
setengah-setengah dari pemerintah. Bentuk perhatian pemerintah memang hanya
dengan memberikan ijin pentas tanpa memberikan perlindungan, bimbingan, dan
arahan untuk berkembang
Mereka
kehilangan panggung-panggung hajatan, lahan untuk mengekspresikan
kesenimanannya, dan tentu saja, nafkah!
Masa-masa
sulit seperti itu dirasakan benar oleh Rasinah. Terlebih setelah ayah dan
ibunya meninggal. Beliau seorang anak tunggal. Sehingga, ia harus
menggantungkan hidupnya pada sang suami. Ia nyaris tidak memiliki kesempatan
untuk menari. Lantaran tidak ada lagi yang mengundangnya.
Kini
Mimi Rasinah hanya tinggal kenangan, beliau seniman besar putra daerah yang
hanya dikenal oleh kalangan generasi 60an, dan tidak mungkin Kesenian Topeng
dalam hitungan detik akan punah tanpa literatur, tanpa dokumentasi yang menjadi
kebanggaan Indramayu.
Memang
beliau orang kecil lahir dari kalangan kecil hanya dikenal oleh rakyat kecil dan,
tapi nama RASINAH mungkin hanya dikenal di Amerika, Inggris, Perancis, Jepang
dan negara-negara yang menghargai Profesionalisme.
“Rasinah laksana setangkai
suket (rumput). Suket tidak menyesali kemiskinan, kepapaan, dan kenyataan diri,
yang memang berada di bawah. Ia terus bersemangat, bersungguh-sungguh, dan
tabah, untuk memulai mengisi pagi. Bahkan, dengan “panggung” yang teramat
sederhana, ia terus “berkesenian”. Dan, dengan suka-cita, rona hijau ditebarkan
ke sekelilingnya. Ia bertahan dan memberi. Sebuah ajaran cinta terdalam, yang
tidak lagi berpikir tentang keberadaan diri dan imbalan atas penebaran cinta
itu sendiri”
Video-video lainnya :
Tari Topeng Mimi Rasinah Indramayu
Tari Topeng Indramayu Mimi Rasinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar