PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1434 H di SD NEGERI TERSANA II
Ustad Jafar Sodik, S.Pd.I |
TERSANA-SUKAGUMIWANG.
Sekolah Dasar Negeri Tersana II yang berada di dalam jajaran UPTD
Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, diharapkan
dapat menjadi ikon Pendidikan di wilayah Kecamatan Sukagumiwang sebagai
pendidikan Islam
terpadu di daerah ini.
"Karena itulah, saya harapkan juga ke depannya SDN Tersana II ini dapat
bekerja
sama dengan sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan pendidikan..
Sehingga dengan adanya kerja sama ini, maka semangat belajar anak
semakin membumi di kalangan anak dan usia remaja," terang Kepala Kepala
SDN Tersana II, NURUDIN, S.Pd.I, saat memberikan
sambutan tertulisnya pada Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H yang
diselenggaran di aula sekolah
SDN Tersana II, Sabtu (9 Peruari 2013).
Bapak NURUDIN, S.Pd.I mengatakan, dirinya begitu apresiatif dengan semangat belajar yang memiliki murid-murid SD Negeri Tersana II dengan dipadukan pembelajaran Islam. Pasalnya, dengan cara seperti ini maka diharapkan ke depannya generasi Islam di daerah ini akan bisa menjadi teladan yang baik.
Bapak NURUDIN, S.Pd.I mengatakan, dirinya begitu apresiatif dengan semangat belajar yang memiliki murid-murid SD Negeri Tersana II dengan dipadukan pembelajaran Islam. Pasalnya, dengan cara seperti ini maka diharapkan ke depannya generasi Islam di daerah ini akan bisa menjadi teladan yang baik.
Anak-anak SDN Tersana II Menyimak Uraian Maulid dengan Khidmat |
Selanjutnya acara diisi dengan siraman rohani yang disampaikan oleh Al Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I,
yang selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Tersana II dan juga Ketua KKG PAI Kecamatan Sukagumiwang, menjelaskan, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H ini mengambil tema
Meneladani Akhlakul Karimah Rasulullah SAW Semenjak Dini. Dengan
mengajarkan teladan-teladan Nabi Muhammad SAW sejak dini, diharapkan
kelak setelah dewasa sifat-sifat itu akan tertanam dengan
baik."Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini seakan menghadirkan
kembali perikehidupan Rasulullah dalam kehidupan kita saat ini. Maulid
adalah momentum penting dan berarti bagi kita, untuk mengaktualkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai universal sebagai teladan yang baik bagi
kita semua," ujar Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I.
Menurut Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, sejarah menunjukkan bahwa perjuangan Rasulullah tidak hanya perjuangan menyebarkan risalah tauhid semata, tetapi juga perjuangan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang adil, aman, damai, dan sejahtera."Beliau mewariskan nilai-nilai keadilan, justice sebagai pilar penting dalam membangun masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa, paham, dan keyakinan," katanya seraya mengatakan bahwa dalam kegiatan Maulud Nabi ini diisi juga dengan Tilawah Qur'an, Tahfizul Qur'an dan Barzanzi.
Menurut Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, sejarah menunjukkan bahwa perjuangan Rasulullah tidak hanya perjuangan menyebarkan risalah tauhid semata, tetapi juga perjuangan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang adil, aman, damai, dan sejahtera."Beliau mewariskan nilai-nilai keadilan, justice sebagai pilar penting dalam membangun masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa, paham, dan keyakinan," katanya seraya mengatakan bahwa dalam kegiatan Maulud Nabi ini diisi juga dengan Tilawah Qur'an, Tahfizul Qur'an dan Barzanzi.
Pada siraman rohani yang berlangsung dengan hikmat diikuti oleh seluruh murid dan guru dan karyawan SDN Tersana II serta sebagian orang tua murid, Ustad H. Jafar Sodik, SPd.I, menguraikan dengan lengkap tentang sejarah kelairan Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Membaur bersama sesuai ajaran Rasul |
Dalam uraiannya beliau memaparkan :
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja
(bahasa Arab: مولد، مولد النبي, mawlidun-nabī), adalah peringatan hari
lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap
tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau
milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi
Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
Anak-anak , murid SDN Tersana II yang dicintai,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Diantara karunia dan rahmat besar yang dilimpahkan kepada kita sebagai umat akhir zaman adalah dilahirkannya Muhammad SAW yang kemudian diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Diantara karunia dan rahmat besar yang dilimpahkan kepada kita sebagai umat akhir zaman adalah dilahirkannya Muhammad SAW yang kemudian diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Syaikh
Shafiyurrahman Al Mubarakfury di dalam Ar-Rakhiqul Makhtum berpendapat
beliau lahir pada tanggal 9 Rabiul Awal. Namun pendapat paling masyhur
menyepakati beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Kelahiran Rasulullah SAW adalah rahmat yang sangat besar. Beliau,
setelah diutus menjadi Nabi empat puluh tahun setelah kelahirannya,
dipuji oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang menjelaskan karakter sang
Nabi terakhir ini:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin (QS. At-Taubat : 128)
Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan,
“Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi mengatakan ‘dari
kaummu sendiri’. Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya
dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau
adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan
hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih
sensitif.”
Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir Qur’anil Adzim berkata,
“Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada
orang-orangy mukmin melalui seorang rasul yang diutus oleh-Nya dari
kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan
mereka.”
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya,
bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh
umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang
dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat.
“Ummatii… ummatii…”, kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya
menjelang wafatnya.
Rasulullah juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang
diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah beliau
sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari
neraka beliau paparkan. Bahkan Rasulullah menyimpan doa terbaiknya untuk
umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah
bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.
Warga SDN Tersana II yang dirahmati Allah,
Lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah lalu kita membacanya setiap kali shalat.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah lalu kita membacanya setiap kali shalat.
Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai teladan sepanjang zaman.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus
kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh
perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh ibadah dan
akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada
Allah baru dikatakan benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan
mengikuti sunnahnya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Meneladani Rasulullah SAW itu artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak
menyelisihinya. Kita mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.
Rasulullah SAW bersabda,
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Sungguh aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang,
malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku
melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia
akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh
dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur
Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi
geraham. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui
melalui hadits-haditsnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang
enggan mengikuti sunnah Nabi, enggan mengikuti hadits Rasulullah dan
lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat nanti sebab ia
menolak surga dan terseret ke neraka.
Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan,” Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab:
“Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang
menyelisihi aku berarti ia enggan.” (HR. Bukhari)
Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari
sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya. Semoga kita tidak
tergolong orang-orang yang menyelisihi dan hadits-hadits Nabi, baik
dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.
Demikian sepercik
air surga yang disampaikan oleh Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, walaupun
hanya sekilas namun menjadi lestari dan berbekas.
Semoga
Pembelajaran Karakter yang dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari kita. Amin...(KM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar