Translate

Minggu, 31 Maret 2013

MIMI RASINAH DAN TARI TOPENG INDRAMAYU









Mimi Rasinah adalah seorang Penari Topeng Indramayu yang melegenda dan sosok profesional sejati dalam bidangnya. Namanya pun sudah dimasukkan dalam kategori maestro. Perempuan yang kini hanya tinggal kenangan itu telah memperlihatkan dedikasi yang begitu tinggi terhadap kesenian tradisional. Ia bukan hanya menari dengan topeng-topeng yang selalu berganti di wajahnya. Tapi, ia juga menyebarkan inspirasi bagi orang lain untuk mencintai Tari Topeng Indramayu.
Rasinah lahir di Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat. Kedua orangtuanya juga seniman. Karena itu, darah seni pun menucur deras di dalam nadinya. Sejak kecil ia telah diajari menari topeng, sebuah seni yang penuh dengan nuansa “mistis”.


Sebagian masa hidupnya diisi dengan menari Topeng. Rasinah muda melalui hdupnya dari panggung ke panggung hajatan. ia cerminan “anak panggung” yang sepanjang hidupnya lebih diberikan untuk panggung dan penonton. Beliau hampir sama sekali  tidak mengenal hal lain di luar dunianya. Bangku Sekolah atau hura-hura yang melekat dengan gaya hidup remaja sebayanya hanyalah sebuah harapan atau mungkin impian.
 Perubahan zaman menjadikan faktor terpuruknya kesenian-kesenian tradisional yang nota bene masih berpijak pada ‘pakem’ atau tata aturan yang baku, pergeseran selera masyarakat yang tidak dapat dibendung dan dipersalahkan, dari kesenian tradisional ke kesenian yang lebih ‘kini’ membuat Rasinah  dan juga seniman-seniman tradisional pada umumnya terkena imbas besar dan dampak yang besar. Dan yang lebih menyakitkan hati seniman lokal tradisional adalah dengan perhatian yang setengah-setengah dari pemerintah. Bentuk perhatian pemerintah memang hanya dengan memberikan ijin pentas tanpa memberikan perlindungan, bimbingan, dan arahan untuk berkembang


Mereka kehilangan panggung-panggung hajatan, lahan untuk mengekspresikan kesenimanannya, dan tentu saja, nafkah!
Masa-masa sulit seperti itu dirasakan benar oleh Rasinah. Terlebih setelah ayah dan ibunya meninggal. Beliau seorang anak tunggal. Sehingga, ia harus menggantungkan hidupnya pada sang suami. Ia nyaris tidak memiliki kesempatan untuk menari. Lantaran tidak ada lagi yang mengundangnya.
Kini Mimi Rasinah hanya tinggal kenangan, beliau seniman besar putra daerah yang hanya dikenal oleh kalangan generasi 60an, dan tidak mungkin Kesenian Topeng dalam hitungan detik akan punah tanpa literatur, tanpa dokumentasi yang menjadi kebanggaan Indramayu.


Memang beliau orang kecil lahir dari kalangan kecil hanya dikenal oleh rakyat kecil dan, tapi nama RASINAH mungkin hanya dikenal di Amerika, Inggris, Perancis, Jepang dan negara-negara yang menghargai Profesionalisme.


“Rasinah laksana setangkai suket (rumput). Suket tidak menyesali kemiskinan, kepapaan, dan kenyataan diri, yang memang berada di bawah. Ia terus bersemangat, bersungguh-sungguh, dan tabah, untuk memulai mengisi pagi. Bahkan, dengan “panggung” yang teramat sederhana, ia terus “berkesenian”. Dan, dengan suka-cita, rona hijau ditebarkan ke sekelilingnya. Ia bertahan dan memberi. Sebuah ajaran cinta terdalam, yang tidak lagi berpikir tentang keberadaan diri dan imbalan atas penebaran cinta itu sendiri”



Video-video lainnya :
Tari Topeng Mimi Rasinah Indramayu
Tari Topeng Indramayu Mimi Rasinah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar