Translate

Minggu, 10 Februari 2013

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1434 H di SD NEGERI TERSANA II

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1434 H di SD NEGERI TERSANA II

Ustad Jafar Sodik, S.Pd.I
TERSANA-SUKAGUMIWANG. Sekolah Dasar Negeri Tersana II yang berada di dalam jajaran UPTD Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat menjadi ikon Pendidikan di wilayah Kecamatan Sukagumiwang sebagai pendidikan Islam terpadu di daerah ini.  "Karena itulah, saya harapkan juga ke depannya SDN Tersana II ini dapat bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan pendidikan.. Sehingga dengan adanya kerja sama ini, maka semangat belajar anak semakin membumi di kalangan anak dan usia remaja," terang Kepala  Kepala SDN Tersana II, NURUDIN, S.Pd.I, saat memberikan sambutan tertulisnya pada  Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H yang diselenggaran di aula sekolah SDN Tersana II, Sabtu  (9 Peruari 2013).
Bapak NURUDIN, S.Pd.I mengatakan, dirinya begitu apresiatif dengan semangat belajar  yang memiliki murid-murid SD Negeri Tersana II dengan dipadukan pembelajaran Islam. Pasalnya, dengan cara seperti ini maka diharapkan ke depannya generasi Islam di daerah ini akan bisa menjadi teladan yang baik.

 
Anak-anak SDN Tersana II Menyimak Uraian Maulid dengan Khidmat
Selanjutnya acara diisi dengan siraman rohani yang disampaikan oleh Al Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, yang selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Tersana II dan juga Ketua KKG PAI Kecamatan Sukagumiwang, menjelaskan, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H ini mengambil tema Meneladani Akhlakul Karimah Rasulullah SAW Semenjak Dini. Dengan mengajarkan teladan-teladan Nabi Muhammad SAW sejak dini, diharapkan kelak setelah dewasa sifat-sifat itu akan tertanam dengan baik."Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini seakan menghadirkan kembali perikehidupan Rasulullah dalam kehidupan kita saat ini. Maulid adalah momentum penting dan berarti bagi kita, untuk mengaktualkan dan mengimplementasikan nilai-nilai universal sebagai teladan yang baik bagi kita semua," ujar Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I.
Menurut Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, sejarah menunjukkan bahwa perjuangan Rasulullah tidak hanya perjuangan menyebarkan risalah tauhid semata, tetapi juga perjuangan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang adil, aman, damai, dan sejahtera."Beliau mewariskan nilai-nilai keadilan, justice sebagai pilar penting dalam membangun masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa, paham, dan keyakinan," katanya seraya mengatakan bahwa dalam kegiatan Maulud Nabi ini diisi juga dengan Tilawah Qur'an, Tahfizul Qur'an dan Barzanzi.
Pada siraman rohani yang berlangsung dengan hikmat diikuti oleh seluruh murid dan guru dan karyawan SDN Tersana II serta sebagian orang tua murid, Ustad H. Jafar Sodik, SPd.I, menguraikan dengan lengkap tentang sejarah kelairan Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad SAW. 
Membaur bersama sesuai ajaran Rasul
Dalam uraiannya beliau memaparkan :
Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد، مولد النبي‎, mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.

Anak-anak , murid SDN Tersana II yang dicintai,
Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Diantara karunia dan rahmat besar yang dilimpahkan kepada kita sebagai umat akhir zaman adalah dilahirkannya Muhammad SAW yang kemudian diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury di dalam Ar-Rakhiqul Makhtum berpendapat beliau lahir pada tanggal 9 Rabiul Awal. Namun pendapat paling masyhur menyepakati beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Kelahiran Rasulullah SAW adalah rahmat yang sangat besar. Beliau, setelah diutus menjadi Nabi empat puluh tahun setelah kelahirannya, dipuji oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang menjelaskan karakter sang Nabi terakhir ini:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS. At-Taubat : 128)
Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi mengatakan ‘dari kaummu sendiri’. Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif.”
Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir Qur’anil Adzim berkata, “Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin melalui seorang rasul yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka.”
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. “Ummatii… ummatii…”, kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.
Rasulullah juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka beliau paparkan. Bahkan Rasulullah menyimpan doa terbaiknya untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.
Warga SDN Tersana II yang dirahmati Allah,
Lalu bagaimana sikap kita terhadap beliau yang demikian luar biasa kasih sayangnya kepada kita? Beliau yang namanya kita sebut dalam syahadat, kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah lalu kita membacanya setiap kali shalat.
Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai teladan sepanjang zaman.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh ibadah dan akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
 Meneladani Rasulullah SAW itu artinya kita mengikuti sunnahnya dan tidak menyelisihinya. Kita mentaatinya dan tidak menentang ajarannya.
Rasulullah SAW bersabda,

قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Sungguh aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui hadits-haditsnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti sunnah Nabi, enggan mengikuti hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat nanti sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka.
Rasulullah SAW bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.” (HR. Bukhari)
Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang menyelisihi dan hadits-hadits Nabi, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.
Demikian sepercik air surga yang disampaikan oleh Ustad H. Jafar Sodik, S.Pd.I, walaupun hanya sekilas namun menjadi lestari dan berbekas.
Semoga Pembelajaran Karakter yang dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari kita. Amin...(KM)