Translate

Sabtu, 15 Desember 2012

Bagaimana Siswa Dapat Berprestasi Baik ?

KATA PENGANTAR


Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul Bagaimana Siswa dapat Berprestasi ?
Karya tulis ini disusun karena tergeraknya hati untuk memahami peran serta pendidik dan tanggungjawabnya pada siswa di sekolah. Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis mendapat inspirasi dan bahan renungan dari berbagai masalah yang ada di Sukagumiwang. Dalam kesempatan ini penulis secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.       Yth, Bapak Toto Sugiarto, S.Pd., Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sukagumiwang. Yang telah membuka hati dan pemikiran saya untuk lebih memacu kinerja dan profesionalisme sebagai pendidik
2.       Yth, Bapak H.Adim, S.Pd., Bapak Mudiono, S.Pd. Selaku Pengawas SD di Kecamatan Sukagumiwang.
3.       Yth, Bapak Nurudin, S.Pd.I, Selaku Kepala SDN Tersana II, Ketua KKKS Sukagumiwang, yang banyak memberi masukan, saran, dan pendapat, juga siraman rohaninya;
4.     Yth, Bapak Hanapi, S.Pd.SD., Selaku Kepala SDN Cadangpinggan III, sesepuh Sukagumiwang, sang motivator yang banyak membangun kepribadian penulis;
4.       Rekan-rekan sejawat di SDN Tersana II Kecamatan Sukagumiwang
mudah-mudahan amal dan jasa baiknya diterima oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin, dan semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi kalangan pendidik dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya-karya tulis lainnya di masa yang akan datang.


Sukagumiwang,   Desember 2012 

Penulis


 


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan kearah tercapainya pribadi yang dewasa/susila yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani. Lingkungan sekolah dasar merupakan pusat pendidikan formal pertama yang utama bagi seorang anak. Guru dikatakan sebagai motor penggerak karena gurulah yang mendidik anak di luar lingkungan keluarga dan dikatakan sebagai pendidik utama karena pendidikan yang diberikan guru SD merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan siswa selanjutnya.
Pengalaman pergaulan dalam sekolah dasar akan memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa pada masa yang akan datang. sekolah dasar yang akan memberikan wacana kehidupan seorang siswa, baik prilaku, budipekerti, maupun adat kebiasaan sehari-hari. Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada siswa-siswa dalam sekolah dasar, maka akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pula, karena tujuan pendidikan yang dilaksanakan di dalam sekolah adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan siswa kepada tujuan yang suci.
Pada diri setiap siswa terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini siswa dapat melakukan sesuatu yang telah dilakukan gurunya. Masa ini juga merupakan masa sensitif bagi siswa, sebab apa yang dilihat dan apa yang didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari guru, karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak siswa dikemudian hari.
Dengan demikian faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting, sehingga mereka menjadi terbina, terdidik, dan belajar dari pengalaman langsung. Hal ini pula yang nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau pengajaran lewat instruksi dan petunjuk yang disampaikan dengan kata-kata.
Dalam lingkungan sekolah, pendidikan yang berlangsung didalamnya adalah pendidikan formal, dengan guru sebagai pendidik. Guru adalah pendidik sekaligus transformer. Mereka pendidik bagi siswa-siswa, karena secara profesi guru diberikan tugas berupa tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Kasih sayang dan pengertian guru akan meninggalkan yang positif dalam perekembangan jiwa siswa. Untuk itu sudah sepantasnya guru menjadi teladan yang baik bagi siswa.
Sebelum anak beranjak ke jenjang pendidikan selanjutnya, guru SD berkewajiban untuk mendidik siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan seperti berbicara, berhitung, membaca, menulis, dan sebagainya.
Pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal, dalam Islam manusia dituntut untuk belajar dan juga mengajar. kewajiban setiap individu orang Islam untuk menuntut ilmu dari sejak buayan hingga akhir hayat, hal tersebut merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, Adapun motivasi dan sekaligus anjuran untuk keutamaan memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Al-qur.an pada surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

Artinya : .Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..
Dengan belajar kita akan memperoleh ilmu, dengan belajar pula kita akan memperoleh pahala dari Allah Swt. Dan dengan ilmu hidup kita akan menjadi lebih berguna.
Cara guru dalam membimbing anak belajar di sekolah berbeda satu sama lain, karena tingkat kemampuannya yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing siswa dalam belajar belum dikuasai oleh semua guru, karena tidak semua guru mempunyai kemampuan yang sesuai dengan profesinya sebagai pendidik. Cara membimbing siswa dalam belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga siswa di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh siswa dari gurunya.
siswa adalah amanah bagi para guru. Dia bagaikan kertas putih yang siap diwarnai dan dibentuk sesuai dengan apa yang mereka terima di sekolah. Selain itu dalam kefitrahannya, siswa membawa potensi yang siap dikembangkan, baik melalui tangan orang tuannya, pendidik, maupun masyarakat sekitarnya karenanya guru harus pandai dan bijak dalam memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan bagi siswa-siswanya
Guru dalam mendidik muridnya tidak harus sama persis dengan para pendidik (guru) lainnya. Mendidik siswa dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi siswa secara wajar, disela-sela waktu luang guru dapat memberikan berbagai arahan bimbingan dan pendidikan, para guru harus menguasai dan menyesuaikan perkembangan siswa, ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam mendidik muridnya yaitu :
 Pertama aspek kognitif mencakup didalamnya pengetahuan, pemahaman penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi.
 Kedua adalah aspek afektif mencakup penilaian, penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
 Ketiga aspek psiomotorik mencakup persepsi, persiapan, berbagai gerakan penyesuaian pola gerakan serta kreatifitas. Ketiga aspek diatas haruslah menjadi prioritas utama bagi para pendidik atau orang tua dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Menurut Ramayulis guru menjadi pendidik terhadap siswa-siswaya fungsinya adalah mempertanggungjawabkan melindungi, mengasah, mangasuh, dan mengasihi. Pendidikan dalam sekolah berlangsung sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku dalamnya agar diketahui dan diikuti oleh seluruh warga sekolah, disini diletakkan dasar-dasar pergaulan melalui kasih sayang dan penuh kecintaan kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
Banyak faktor yang dapat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam meraih prestasi di sekolah antara lain faktor fisik maupun non fisik.
a. Faktor fisik diantaranya :
 Tenaga pendidik (Kepala Sekolah dan Guru)
 Fasilitas belajar (gedung, mebeler, buku-buku pelajaran dan buku pennunjang lainnya, alat bantu pelajaran, fasilitas kegiatan ekstra kurikuler, dan fasilitas lainnya yang menunjang)
b. Faktor non fisik :
 Program Sekolah
 Finansial berupa dana penunjang kegiatan sekolah
 Lingkungan belajar.

B. Identifikasi Masalah
Bagaimana membina siswa di sekolah agar dapat berprestasi ? Banyak masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa yang dapat diidentifikasi, diantaranya :
a. Bagaimana peran serta orang tua dalam peningkatan prestasi siswa ?.
b. Bagaimana peran serta Kepala Sekolah dalam peningkatan prestasi siswa ?.
c. Bagaimana peran serta Guru dalam peningkatan prestasi siswa ?.
d. Bagaimana program sekolah disusun dalam upaya meningkatkan prestasi siswa ?
e. Bagaimana fasilitas pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi siswa ?.
f. Bagaimana penggunaan Anggaran Sekolah dalam menunjang prestasi siswa ?

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual dan waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan. Oleh karena itu, penulis hanya menguraikan garis besar hambatan dan hal-hal yang perlu dikembangkan dalam meningkatkan prestasi siswa.



BAB II
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI SD

A. Peran Serta Orang Tua dalam Upaya Peningkatan Prestasi Siswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa : .orang tua artinya ayah dan ibu. Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa : .orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Menurut Ny Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa : .orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari.
Orang tua didalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga .orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
Berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa
orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak-anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia danberguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat bekembang secara optimal dan seimbang.

1. Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua
Tingkat pendidikan formal orang tua adalah tingkat pendidikan akhir yang dimiliki oleh orang tua, apakah itu tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Akademi Institut atau Universitas. Pendidikan merupakan proses yang berlangsung terus selama manusia hidup dan tumbuh. Berlangsungnya pendidikan selalu melalui proses belajar. Karena itu, semakin banyak orang belajar, akan semakin bertambah pengetahuan, pengalaman serta pengertian tentang sesuatu. Belajar tanpa disadari mempengaruhi kepribadian orang tua, baik dalam sikap, berfikir maupun cara bertindak. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, masing-masing akan mempunyai pengaruh yang bebeda dalam cara membimbing belajar anaknya. Usaha untuk memperoleh pengetahuan salah satunya adalah memulai pendidikan formal, karena tingkat pendidikan formal yang dialami orang tua akan menentukan banyak tidaknya pengetahuan yang ia peroleh dan ia miliki, terutama pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan bimbingan kepada anak dalam belajar dirumah.

2. Tugas dan Peran Orang Tua
Tugas dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut : mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma agama, nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat. Di samping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya.
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi :
a. Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab, dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak;
b. Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai kosekwensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.;
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya. Beberapa penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi seperti yang dikemukakan oleh Dr. Singgih D. Gunarsa dalam majalah rumah tangga dan kesehatan bahwa : Orang tua berperan menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-anaknya tumbuh sehat dengan postur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental supaya anak-anak tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana belajar yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasi diri, memupuk kepercayaan diri seluasluasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknik seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua.
Selanjutnya dikemukakan bahwa : Perkembangan jiwa dan sosial anak yang terkandung berlangsung kurang mantap akibat orang tua tidak berperan dengan selayaknya. Naluri kasih sayang orang tua terhadap anaknya tidak hanya di manaifestasikan dengan menyediakan sandang, pangan dan papan yang secukupnya. Anak-anak memerlukan perhatian supaya tumbuh menjadi anak matang dan dewasa.
Berdasarkan berbagai penelitian para ahli psikologi dapat dikemukakan beberapa hal yang perlu diberikan orang tua terhadap anaknya. Sebagaimana diungkapkan sebagai berikut :
1. Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik;
2. Hargai kemandiriannya;
3. Diskusikan tentang berbagai masalah;
4. Berikan rasa aman, kasih sayang dan perhatian;
Orang tua adalah bagian dari keluarga, yang merupakan tempat pendidikan dasar utama untuk dewasa anak, juga merupakan tempat anak didik pertama kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau dari anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya.
Maka orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan kejiwaan anak serta mempengaruhi kehidupan sang anak. Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada hakikatnya juga dijiwai ini oleh tanggung jawab moral. Orang tua mempunyaitanggung jawab dalam mendidik dan menunjukan kejalan yang benar, serta serta menjaganya dari perbuatan-perbuatan jahat sehingga terhindar dari api neraka,sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6.yang Artinya : . Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka ..(QS. At-Tahrim )41
Di sinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanah Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya. Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, untuk menerima tanggung jawab yang penting ini, maka harus mempersiapkan diri sebelum dan sesudah menikah, tanggung jawab orang tua tidaklah terbatas dalam memberi makan, pakaian dan perlindungan saja, akan tetapi ia juga terikat dalam tugas mengembangkan pikiran dan upaya untuk melatih anaknya secara fisik, spirit, moral dan sosial. Dalam segala hal, orang tua harus bertindak sebagai pelindung anak dan orang tua sebagai pelindung anak dan orang tua perlu memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Dr. Jalali dalam bukunya .Psikologi Anak,. sebagaimana yang dikutip oleh Yeti Kurniawan dan bukunya .Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, mengatakan .Para individu yang telah mendapatkan pendidikan yang baik selama masa kanak-kanaknya, maka mereka dapat mendidik anak-anak dengan baik pula.
Sementara itu Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa : Orang tua perlu membina anak agar mau berprestasi secaara optimal, karena kalau tidak berarti suatu penyianyian terhadap bakatnya.
Pembinaan dilakukan dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuannya. Adapun orang tua karena tingkat pendidikan mereka sendiri terbatas, karena acuh tak acuh atau karena kurang memperdulikan anak, pendidikan anak, tak peka dalam pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya. Diungkapkan selanjutnya oleh Conny Seyiawan dan Kawan-kawan bahwa : Orang tua perlu menciptakan lingkungan rumah atau keluarga yang serasi, selaras dan seimbang dengan kehadiran anak berbakat. Di samping itu perlu menyiapkan sarana lingkungan fisik yang memungkinkan anak mengembangkan bakatanya.
Perlu sikap demokratis juga dalam memberikan banyak larangan, dirangsang untuk menjadi mandiri dan percaya diri. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan berat, serta peran yang
sangat berarti bagi masa depan anak-anaknya. Berdasarka uraian dan pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas dan tanggun jawab orang tua sangatlah tidak mudah, seperti diungkapkan oleh Kartini Kartono, bahwa : Salah satu kewajiban dan hak utama orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup kepada anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Jadi tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara mahluk baru dengan kelahiran tetapi juga memelihara dan mendidiknya. Agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa ilmu pengetahuan tentang pendidikan.
Dalam hal ini yang akan penulis soroti mengenai ibu, karena sang ibu yang telah mengandung dan melahirkan anaknya, memiliki kesempatan untuk menjadi seorang yang paling dekat dengan anaknya. Hal ini terlihat sekali pada saat anak lahir ke dunia, maka ibulah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Saat awal kehidupan balita ibulah yang pertama mendidik kemandirian seorang anak baik berupa percakapan untuk minum, makan, berbicara, belajar dan lain-lain yang mungkin juga bisa dibantu oleh anggota keluarga lainnya, tetapi pendidikan ibu tentunya lebih mendominasi dalam pembentukan kepribadian si anak.
Anak merupakan titipan Allah maka setiap orang tua harus menjaganya dan memeliharanya dengan baik dan setiap bayi yang lahir ke dunia ini dilahirkan dalam keadaan Fitrah (suci) sehingga peran manusia dewasalah sangat dibutuhkan oleh si bayi, karena ia lahir ke dunia ini dalam keadaan fitrah (suci). Sebagai mana yang dipertegas oleh hadis: Yang Artinya : Rasulullah Saw Bersabda : setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi
Hadis di atas menyatakan bahwa orang tua merupakan pemeran utama dalam mendidik anak, dalam hal ini adalah ibu. Secara kodrati bayi dilahirkan dalam keadaan suci, keluargalah dalam hal ini kedua orang tuanyalah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidiknya sesuai cita-cita orang tua tersebut. Hal ini disebabkan anak dilahirkan dalam keadaan tak berdaya, tetapi berpotensi untuk dikembangkan, sehingga secara kodrati anak melakukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa.
Keberhasilan pendidikan seorang anak terutama yang menyangkut pencapaian prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah bagaimana cara orang tua mengarahkan cara belajar anaknya.
Jadi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dengan perkembangan potensi yang dimilikinya termasuk potensi emosional, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan kematangan emosional, pengetahuan, sikap yang dimiliki oleh orang tua sedikit banyaknya akan memberikan kontribusi bagi anak-anaknya.

B. Peran Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Siswa di Sekolah
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, Kepala Sekolah memiliki kompetensi yang tinggi, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi kepala sekolah diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas. Dengan dimilikinya kemampuan guru yang optimal maka tujuan sekolah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan akan optimal dan meningkat.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;

C. Peran Guru dalam Upaya Peningkatan Prestasi Siswa
Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001) dalam bukunya Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen kinerja guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai :
“… sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan”
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru.
1. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi peningkatan prestasi siswa
2. Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan prestasi siswa yang sudah ada sekarang.
3. Bagaimana prestasi siswa akan diukur.
4. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.
(bersambung)

(Sambungannya)


Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam manajemen kinerja diantaranya meliputi perencanaan kinerja, komunikasi kinerja yang berkesinambungan dan evaluasi kinerja.
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana prestasi siswa harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Komunikasi yang berkesinambungan merupakan proses di mana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan siswa, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai untuk menjawab pertanyaan, “ Seberapa baikkah kinerja seorang guru pada suatu periode tertentu ?”. Metode apapun yang dipergunakan untuk menilai kinerja, penting sekali bagi kita untuk menghindari dua perangkap. Pertama, tidak mengasumsikan masalah kinerja terjadi secara terpisah satu sama lain, atau “selalu salahnya guru”. 


Kedua, tiada satu pun taksiran yang dapat memberikan gambaran keseluruhan tentang apa yang terjadi dan mengapa. Penilaian kinerja hanyalah sebuah titik awal bagi diskusi serta diagnosis lebih lanjut.
Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan gambaran tentang proses manajemen kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus manajemen kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan, dan evaluasi.
Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada fase pembinaan,– di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf administrasi , serta organisasi terus belajar dan tumbuh.
Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya dan menghasilkan keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase berikutnya lagi. Semua dari ketiga fase Siklus Manajemen Kinerja sama pentingnya bagi mutu proses dan ketiganya harus diperlakukan secara berurut. Perencanaan harus dilakukan pertama kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan akhirnya Evaluasi.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting perencanaan kinerja dan pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan dipaparkan tentang evaluasi kinerja guru. Bahwa agar kinerja guru dapat ditingkatkan dan memberikan sumbangan yang siginifikan terhadap prestasi sekolah secara keseluruhan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd (2002) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan, yaitu : (1) untuk mengukur kompetensi guru dan (2) mendukung pengembangan profesional. Sistem evaluasi kinerja guru hendaknya memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan dapat memberikan peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam pengajaran, serta mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidkan atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator (baca: kepala sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan : (1) keterampilan-keterampilan dalam mengajar; (2) bersifat seobyektif mungkin; (3) komunikasi secara jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan dan ditinjau ulang setelah selesai dievaluasi, dan (4) dikaitkan dengan pengembangan profesional guru .
Para evaluator hendaknya mempertimbangkan aspek keragaman keterampilan pengajaran yang dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber informasi tentang kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara lebih akurat. Beberapa prosedur evaluasi kinerja guru yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya :
1.   Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini merupakan bentuk umum untuk mengumpulkan data dalam menilai kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam kelas. Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh informasi yang bernilai (valuable)
2.   Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas. Rencana pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran. Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan pengajaran , proses pengajaran dan testing (evaluasi).
3.   Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas.
Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi pasca-observasi dapat memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan kelemahannya. Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator : (1) penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak; (2) penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru; (3) menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-tujuan evaluasi; (4) menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik; (5) memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan.
Tugas dan tanggung jawab guru sangat besar terhadap kelas yang dikelolanya, bagaimana prestasi anak dapat meningkat jika kinerja guru hanyalah sekedar melaksanakan tugas kesehariannya, tanpa memiliki ketrampilan dalam mengajar.
Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni :
Pertama,
keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus  menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut

Kedua,
keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga,
keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan
Keempat,
keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Kelima,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh,
keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan kegiatan belajar-mengajar

D. Program Kegiatan Sekolah Disusun dalam Upaya Peningkatkan Prestasi siswa
Kegiatan Perencanaa Program Kegiatan Sekolah haruslah dilakukan setiap awal tahun ajaran dan direncanaan dengan baik dan tersusun, tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa :
“ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghemat waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :
1.    Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan.
2.    Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3.    Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu : (a) menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan; (b) merumuskan keadaan saat ini; (c) mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan; (d) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : (1) rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, (2) rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan (3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian lain, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
1.    Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum
2.    Pengembangan profil Sekolah, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan Sekolah dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya-sumber daya Sekolah yang tersedia. Profil Sekolah menunjukkan kesuksesan Sekolah di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
3.    Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, Sekolah perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, masyarakat, Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri

E. Ketersediaan Fasilitas Pembelajaran dalam Upaya Peningkatkan Prestasi Siswa.
Para pendidik tidak mungkin dapat berkelit dari pendapat bahwa tingkat prestasi siswa tidak lepas dari ketersedianya fasilitas pembelajaran yang maksimal. Bagaimana siswa dapat berprestasi di bidang IPA kalau alat peraga/KIT IPA tidak dimiliki oleh sekolah, bagaimana siswa dapat menunjukkan prestasi dibidang seni jika fasilitas kesenian tidak ada, bagaimana anak dapat menunjukkan prestasinya dibidang olahraga bila sarana dan prasarana olah raga di sekolah  tidak dimiliki, dan bagaiman-bagaimana lainnya yang berhubungan dengan ketersediaan fasilitas pembelajaran.  Kalaupun kesemua fasilitas pembelajaran tersedia secara maksimal apakah faktor tenaga pendidiknya tersedia dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan pada anak didik ?.
Secara periodik sekolah hendaknya mengupayakan dan mengontrol semua fasilitas pembelajaran. Dengan demikian kegiatan meningkatkan prestasi siswa dapat dilakukan dengan baik dan optimal.

F. Pengelolaan dan Penggunaan Anggaran Sekolah Dalam Menunjang Prestasi Siswa
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Sekolah harus bersedia menggunakan dana pendidikan bagi peningkatan profesional guru atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam upaya meningkatkan kemampua siswa seperti penelitian mendatangkan nara sumber, pengadaan bahan KBM, kegiatan ekstrakurikuler, reward baik bagi siswa maupun bagi guru yang yang berprestasi. Tanpa kesanggupan sekolah untuk menyediakan alokasi dana untuk hal-hal diatas sedikit kemungkinan prestasi akan diraih oleh sekolah yang bersangkutan.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

1.  Kesimpulan
Kinerja kepala sekolah dan guru yang konsisten akan aturan yang berlaku besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi siswa ataupun sekolah secara umum dengan catatan interaksi antara kepala sekolah dan guru saling menunjang dan mengisi masing-masing konsisten dan tanggung jawab atas hak dan kewajibannya sehingga tercipta situasi dan kondisi yang kondusif.
Begitupun dengan faktor-faktor lainnya seperti yang telah diuraikan di muka. Maka sangatlah naïf bila ada pemikiran bahwa prestasi siswa merupakan tanggungjawab guru semata. Dari keseluruhan factor penentu keberhasilan siswa untuk berprestasi memang gurulah yang seolah-olah berperan besar karena dalam kesehariannya guru selalu berinteraksi langsung dengan siswa. Dimana kedekatan guru dan siswa sangat erat.
Secara umum peningkatan prestasi siswa merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ada di lingkungan pendidikan. Apabila keseluruhannya memiliki tanggung jawab besar terhadap mutu pendidikan maka bukan tidak mungkin prestasi siswa dapat dicapai dan anak dapat berkompetensi dalam hal-hal lainnya.

2.  Saran-saran
Saran-saran dari penulis dalam upaya peningkatan prestasi siswa diantaranya yaitu :
a.    berkonsolidasi dengan orang tua siswa hendaknya dilakukan secara terprogram
b.    peningkatan kinerja dan rasa tanggungjawab kepala sekolah dan guru pada sekolah harus lebih ditumbuh kembangkan lagi
c.    program kegiatan sekolah hendaknya terencana dan tersusun dengan baik
d.    ketersediaan fasilitas/sarana dan pra saran belajar harus memadai
e.    efisiensi dan optimallisasi anggaran keuangan untuk memfasilitasi upaya peningkatan prestasi siswa
jalin kerja sama yang lebih baik lagi antara sekolah dengan komite sekolah dan pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan

ditulis oleh : K. Sum.



Ny Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), h. 27

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang. 1996), Cet. Ke-4, h. 26

Beeby D. E.: Pendidikan di Indonesia Penilaian dan Pedoman Perencanaan, (terj). LP3ES. Jakarta: 1983

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sarana Pendidikan. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah Jakarta; t.t.

Emery F.E (editor): fundamentals of systems Analysis, John Wiley & Sons, Inc. New York: 1981

Goble Norman H,: Perubahan Peranan Guru, (terj.) Gunung Agung. Jakarta: 1983

Hory, Wayne K, dkk.,: Educational Administration Theory research and practices, Random House Inc. New York: 1980

Moh. Rifai, MA,: Administrasi dan Supervisi pendidikan. Sekar Djaja. Bandung t.t.

Purwanto, Ngalim dkk.: Administrasi pendidikan, Mutiara, Jakarta. 1979

Rochman, Edward C.: Pedoman Supervisi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: 1980

Sutisna, Oteng: Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa. Bandung: 1983

William R. Van Dersel.: Prinsip dan Teknik Supervisi, (terj.) Bhatara Karya Aksara: Yogyakarta: 1978

Bacal, Robert. 2001. Performance Management. Terj.Surya Darma dan Yanuar Irawan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Boyd, Ronald T. C. 1989. Improving Teacher Evaluations; Practical Assessment, Research& Evaluation”. ERIC Digest. .

Seeker, Karen R. dan Joe B. Wilson. 2000. Planning Succesful Employee Performance (terj. Ramelan). Jakarta : PPM.
Akhmad Sudrajat, M.Pd. adalah staf pengajar pada Program Studi PE-AP FKIP-UNIKU dan Pengawas Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan

Unduh RPP gratis di 4shared klik aja di sini :
http://www.4shared.com/rar/dG-k4o9-/RPP.html

Unduh juga soal-soal untuk siswa SD :
http://www.4shared.com/zip/FbxiBKJ2/Bank_Soal_SD_PPKn.html
http://www.4shared.com/zip/HdLQ7lSU/Bank_Soal_SD_Bahasa_Indonesia.html 
http://www.4shared.com/zip/VrEnp2Kt/Bank_Soal_SD_IPA.html
http://www.4shared.com/zip/-tXW_UTF/Bank_Soal_SD_IPS.htm 
lhttp://www.4shared.com/zip/ULVmKQ0y/Bank_Soal_SD_Matematika.html











2 komentar: